A.
Sejarah Perkembangan Matematika
Perkembangan matematika ini sangat berkaitan pada sejarah
matematika itu sendiri. Perkembangan ini dimulai dari perkembangan matematika
sebelum abad 15-16, perkembangan matematika abad 15-16, perkembangan matematika
setelah abad 15-16.
1. Perkembangan matematika sebelum
abad 15-16
a) Matematika
Prasejarah (Prehistoric Mathematics)
Asal usul pemikiran
matematika terletak pada konsep angka, besar, dan bentuk. Konsep angka juga
telah berevolusi secara bertahap dari waktu ke waktu. Seperti halnya pada zaman
purba, berabad-abad sebelum Masehi, manusia telah mempunyai kesadaran akan
bentuk-bentuk benda di sekitarnya yang berbeda. Seperti batu berbeda dengan kayu,
pohon yang satu berbeda dengan pohon yang lain. Kesadaran seperti ini yang
menjadi bibit lahirnya matematika terutama pada geometri. Itulah sebabnya
geometri dianggap sebagai bagian matematika yang tertua.
b)
Timut Dekat Kuno (Ancient Near East)
· Mesopotamia
(Matematika Babylonia)
Matematika babylonia telah mengembangkan
matematika dengan menuliskan tabel perkalian pada tablet tanah liat, menangani
latihan geometri, masalah pembagian serta mencakup topik mengenai pecahan,
aljabar, persamaan kuadrat dan perhitungan pasangan berbalik nilai. Pada masa
ini telah ditulis sistem angka sexagesimal (basis-60). Dari sini berasal
penggunaan modern dari 60 detik dalam satu menit, 60 menit dalam satu jam, dan
360 (60 x 6) derajat dalam lingkaran, serta penggunaan detik dan menit dari
busur untuk menunjukkan pecahan derajat.
· Mesir
(Matematika Mesir)
Teks matematika yang paling luas adalah
papirus Rhind (Papyrus Ahmes) yang berisi tentang uraian belajar aritmatika,
geometri, teori bilangan, dan persamaan linier.
· Yunani (Matematika Yunani dan Helenistik)
Matematikawan Yunani menggunakan logika
untuk mendapatkan kesimpulan dari defenisi dan aksioma dan digunakan ketelitian
matematika untuk bukti mereka. Thales dari Miletus adalah matematikawan pertama
yang menerapkan penalaran deduktif pada geometri.
· India
(Matematika India)
Cataan tertua matematikawan India
seperti The Sulba Sutra berisi lampiran teks-teks agama yang memberikan aturan
sederhana untuk membangun altar berbagai bentuk, seperti kotak, persegi
panjang, dan lain-lain. lampiran ini juga memberi metode untuk membuat
lingkaran dengan memberikan persegi yang luasnya sama. Sedangkan catatan The
Siddhanta Surya memperkenalkan fungsi trigonometri sinus, kosinus, dan sinus
invers, dan meletakkan aturan untuk menentukan gerakan yang sebenarnya posisi
benda-benda langit. Madhava dari Sangamagrama menemukan seri Madhava-Leibniz
dan menghitung nilai π sebagai 3,14159265359.
· Matematika
Islam (Abad Pertengahan)
Matematikawan Persia, Muhammad ibn Musa
Al-Khawarizmi sering disebut "bapak aljabar" menulis beberapa buku
metode untuk memecahkan persamaan aljabar. Perkembangan lebih lanjut dalam
aljabar dibuat oleh Al-Karaji dengan memperluas metodologi untuk menggabungkan
kekuatan dan akar integer-integer dari jumlah yang tidak diketahui.
Sedangkan Omar Khayyam
menulis Discussions of the Difficulties in Euclid, sebuah buku tentang
kelemahan dalam Euclid's Elements, terutama postulat paralel dan meletakkan
dasar untuk geometri analitik dan geometri non-Euclidean. Sharaf al-Din al-Tusi
memperkenalkan konsep fungsi dan dia adalah orang pertama yang menemukan
turunan dari polinomial pangkat tiga yang dikembangkan dari konsep kalkulus
diferensial.
c) Matematika Eropa Abad Pertengahan (Medieval
European Mathematics)
· Abad
Pertengahan Awal (Early Middle Ages)
Pada masa ini, Boethius seorang
matematikawan memasukkan matematika ke dalam kurikulum ketika menciptakan
quadrivium istilah untuk menggambarkan studi aritmatika, geometri, astronomi,
dan musik.
· Kebangkitan
Kembali (Rebirth)
Semenjak buku Khawarizmi The Compendious
Book on Calculation by Completion and Balancing diterjemahkan dan teks lengkap
Euclid's Elements. Berdampak dengan banyaknya pembaruan dalam matematika.
Seperti halnya Fibonacci yang menulis dalam Abaci Liber.
2.
Perkembangan
matematika abad 15-16
Perkembangan matematika hampir berhenti antara abad
keempat belas dan paruh pertama abad kelima belas. Karena banyak faktor-faktor
sosial menyebabkan situasi ini. Namun pada awal pertengahan abad kelima belas terjadi
perubahan secara bertahap.
3.
Perkembangan
matematika setelah abad 15-16
Pada abad ke-17, Simon Stevin menciptakan dasar notasi
desimal modern yang mampu menggambarkan semua nomor, baik rasional atau tidak
rasional. Gottfried Wilhelm Leibniz di Jerman, mengembangkan kalkulus dan
banyak dari notasi kalkulus masih digunakan sampai sekarang.
Ahli matematika yang paling berpengaruh pada abad ke-18
adalah Leonhard Euler. Kontribusinya berupa pendirian studi tentang teori graph
dengan Tujuh tangga dari masalah Königsberg untuk standardisasi banyak istilah
matematika modern dan notasi serta mempopulerkan penggunaan π sebagai rasio
keliling lingkaran terhadap diameternya. Selanjutnya Joseph Louis Lagrange
banyak memiliki karya pada matematika, seperti teori bilangan, aljabar,
kalkulus diferensial dan kalkulus variasi
Pada abad ke-19, banyak matematikawan yang mengkaji
berbagai bidang pada matematika. Seperti Hermann Grassmann di Jerman memberikan
versi pertama ruang vector, William Rowan Hamilton di Irlandia mengembangkan
aljabar noncommutative, George Boole di Inggris merancang aljabar yang sekarang
disebut aljabar Boolean yang menjadi
titik awal dari logika matematika dan memiliki aplikasi penting dalam ilmu
komputer, dan Georg Cantor mendirikan dasar pertama dari teori himpunan.
Salah satu tokoh fenomenal dalam matematika abad ke-20 Srinivasa
Aiyangar Ramanujan, seorang otodidak India yang membuktikan lebih dari 3000 teorema. Termasuk sifat-sifat
angka yang sangat komposit, fungsi partisi dan asymptotics, dan fungsi theta.
Dia juga membuat investigasi besar di bidang fungsi gamma, bentuk modular, seri
berbeda, seri hipergeometrik dan teori bilangan prima. Perkembangan terakhir
adalah pada tahun 2003 konjektur Poincaré diselesaikan oleh Grigori Perelman.
B. ASUMSI-ASUMSI DASAR DALAM FILSAFAT
PENDIDIKAN MATEMATIKA
Filsafat Pendidikan Matematika terdiri dari filsafat dan
pendidikan matematika, keduanya tidak bisa dipisah-pisah. Tidak sesederhana
menggabungkann antara pendidikan dan matematika.
Filsafat dapat diletakkan di depan pendidikan matematika.
Substansinya ada di semua bagian matematika. Alat berfilsafat menggunakan
bahasa analog. Filsafat bisa ditempatkan di depan banyak hal. Sebagai contoh
adalah filsafat hidup, filsafat mati, filsafat matematika, dan filsafat sains.
Begitu juga dengan dunia dapat diletakkan di depan banyak hal seperti dunia
malam, dunia sore, dunia siang, dunia mahasiswa, dunia percintaan, dunia KKN,
dunia PPL, dan sebagainya. Sangat mudah mengenakan filsafat dalam dunia
pendidikan.
Ada beberapa asumsi/ anggapan dasar sebagai pijakan dalam
berfilsafat. Asumsi-asumsi harus dipilih karena disesuaikan dengan situasi yang
ada. Ada hal-hal kontradiktif, bertentangan dengan prinsip. Filsafat itu hidup,
dan metode filsafat adalah metode hidup.
1. Asumsi itu melihat fakta tentang
kondisi faktual.
Kondisi
faktual ibarat pelari sedang lari dengan kencang, kereta api sedang melaju
kencang kalau dilihat dari aspek kehidupan manusia. Dalam banyak hal masih
berusaha sangat keras untuk memperoleh fakta/ keradaan dan mewujudkan
cita-cita. Manusia masih bersifat potensi. Sebagai contoh mahasiswa sebagai
calon guru faktanya belum menjadi guru. Contoh lain adalah mempunyai fakta
sudah punya cucu, bukan potensi lagi tapi masih mempunyai potensi untuk
mempunyai cucu.
Filsafat
adalah sesuatu yang free, bebas,
merdeka agar kita free thinking.
Tidak mungkin berfilsafat dalam keadaan dikejar-kejar atau ditekan. Dalam
persoalan selalu ada tantangan. Dalam kesempitan selalu ada kelapangan.
Asumsi
ini merupakan tata cara, yang dipelajari alam filsafat adalah objek, Fakta
perkembangan hidup baru sampai sekarang. Sudah dikatakan orang dewasa.
Mempunyai cirri-ciri yang berbdea dengan anak-anak. Sebagai contoh adalah rasa
ingin tahu. Asumsi orang dewasa adalah
memiliki kompetensi bernalar, berusaha mengenali dunia ini. Komponen dasar
untuk berfilsafat sudah cukup
Komponen dasar berfilsafat :
a.
Logika / rasio pemikiran
b.
Pengalaman
2. Asumsi/ tata cara berfilsafat itu
penting
Sebagai contoh tata cara beribadah itu ya
ibadah itu sendiri.
Asumsi
kedua ada kesibukan yang luar biasa. Munafik itu kontradiksi dalam filsafat.
Hidup ini adalah kemunafikan dalam pikiran. Munafik dalam diri sendiri itu
adalah ilmu. Munafik dalam pikiran itu campur antara hati dan perasaan.
Dalam
anarkisme selalu dilihat potensi-potensi kebaikan.
Segala
sesuatu yang ditekan dari luar maka pikiran akan menyempit.
Hedonism
= ingin mendapatkan dengan cepat tetapi tanpa berusaha.
Merupakan
gaya hidup manusia zaman sekraang.
Orang
hidup selalu mencari solusi.
Pengaruh kapitalisme disebabkan adanya
keadaan dan teknologi yang saling bertemu sehingga memunculkan gaya hidup
kapitaslisme.
Idealism
pemuda yaitu mencari pekerjaan yang tetap, mencari pasangan berumah tangga,
berkeluarga, mempunyai anak. Ketenangan yang diidam-idamkan anak muda. Mencari
yang tercanggih, itulah dampak dari sifat konsumerisme, refletkif memikirkan
sejenak tentang apa yang terjadi,.
3. Asumsi ketiga adalah filsafat itu
hidup
Matematika
dari yang tidak jelas menjadi jelas, filsafat membuat yang jelas menjadi tidak
jelas. Hidup itu adalah gabunngan dari pikiran, perasaan, mampu mengalami,
memahami, dan menguasai,
Di
atas filsafat itu ada spiritual, misalnya aja berdoa itu hidup karena disana
ada perasaan. Ibadah untuk semua. Semua orang perlu agama dalam keadaan baik
atau tidak baik.
Saya
tidak sedang memberikan filsafat saya pada anda, saya hanya memberikan
kesempatan bagi anda untuk mengembangkan
filsafat. Membangun filsafat.
4. Sifat hidup yang sehat. Tidak
munafik.
Materi yang ada kebanyakan berisi
mengenai elegy. Elegy merupakan nyanyian kesedihan bahkan kematian. “aku belum
mampu menerangkan mengenai arwah.”
Menerjemahkan
apa yang ada di luar dirimu, sedangkan orang lain menerjemahkan dirimu. Hidup
in adalah translate and to be translated itulah hermeneutika. Bumi itu
meruapakan teladan yang diberikanTuhan untuk dicontoh manusia. Bumi itu
berotasi dan berevolusi sehuingga manusia juga beraktifitas internakl dan
eksternal
Kita
tidak akan pernah menempati waktu dan ruang yang sama. Belajar itu anytime,
anywhere and continue.
Kaitan
dengan spiritual setinggi-tinggi ilmu lebih tinggi ilmu teknologi. Objek
filsafat adalah segala yang ada dan yang mungkin ada. Metode yang digunakan
adalah bahasa anolog. Kalau berbicara mengenai pikiran maka itu adalah filsafat
sedangkan jika berbicara mengenai hati adalah Tuhan. Jika ingin mengatakan
Tuhan melalui jalur hati. Jika berfilsafat satu langkah maka berdoalah 10
langkah, jika berfilsafat dua langkah maka berdoalah 20 langkah. Jangan
berfilsafat terlalu tinggi apabila tidak bisa mengendalikan dengan hati.